Form Pendaftaran Anggota Gema Pembebasan

Gema Pembebasan Wilayah Jawa Tengah menerima pendaftaran jadi anggota baru setiap saat. Mudah, tinggal isi form di bawah ini. Saat jadi anggota, Anda akan mendapatkan banyak fasilitas gratis mulai pembinaan Islam intesif hingga pelatihan teknik khas OMEK. Selamat mencoba!
     
   

 
   
     

Rabu, 30 Januari 2008

Gelar Pahlawan untuk Soeharto Belum Perlu

Selasa, 29 Januari 2008 | 12:39 WIB


TEMPO Interaktif, Jakarta:Ketua Dewan Perwakilan Daerah Ginandjar Kartasasmita mengatakan pemberian gelar pahlawan kepada mantan Presiden Soeharto belum perlu. "Pahlawan tidak perlu ada gelar, tinggal masyarakat saja yang menilai," katanya di Gedung DPR, Selasa (29/01).

Wacana pemberian gelar pahlawan, ia menambahkan, justru akan memperbanyak pro dan kontra seputar almarhum Soeharto. Padahal polemik melanjutkan atau menghentikan proses hukum mantan penguasa orde baru juga belum kelar. "Dalam keadaan sekarang ini, kita tidak perlu menambah isu lagi," katanya.

Soeharto, dia melanjutkan memiliki peran dalam beberapa peperangan di Irian Barat, Serangan Umum 1 Maret di Yogyakarta, serta pemberantasan gerakan PKI. "Sepanjang hidupnya banyak sekali melakukan tindakan kepahlawanan," katanya. Namun harus dipikirkan lagi apakah Soeharto layak mendapat gelar pahlawan atau tidak.

Seandainya diberikan gelar, kata Ginandjar, harus diperjelas gelar kepahlawanannya. Sebab selama ini Soeharto sudah digelari Bapak Pembangunan. Dwi Riyanto Agustiar

Selasa, 29 Januari 2008

Mantan Presiden Soeharto Wafat

Minggu, 27 Januari 2008



Presiden RI Kedua HM Soeharto wafat pada pukul 13.10 WIB Minggu, 27 Januari 2008. Jenderal Besar yang oleh MPR dianugerahi penghormatan sebagai Bapak Pembangunan Nasional, itu meninggal dalam usia 87 tahun setelah dirawat selama 24 hari (sejak 4 sampai 27 Januari 2008) di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta.

Berita wafatnya Pak Harto pertama kali diinformasikan Kapolsek Kebayoran Baru, Kompol. Dicky Sonandi, di Jakarta, Minggu (27/1). Kemudian secara resmi Tim Dokter Kepresidenan menyampaikan siaran pers tentang wafatnya Pak Harto tepat pukul 13.10 WIB Minggu, 27 Januari 2008 di RSPP Jakarta akibat kegagalan multi organ.

Kemudian sekira pukul 14.40, jenazah mantan Presiden Soeharto diberangkatkan dari RSPP menuju kediaman di Jalan Cendana nomor 8, Menteng, Jakarta. Ambulan yang mengusung jenazah Pak Harto diiringi sejumlah kendaraan keluarga dan kerabat serta pengawal. Sejumlah wartawan merangsek mendekat ketika iring-iringan kendaraan itu bergerak menuju Jalan Cendana, mengakibatkan seorang wartawati televisi tertabrak.

Di sepanjang jalan Tanjung dan Jalan Cendana ribuan masyarakat menyambut kedatangan iringan kendaraan yang membawa jenazah Pak Harto. Isak tangis warga pecah begitu rangkaian kendaraan yang membawa jenazah mantan Presiden Soeharto memasuki Jalan Cendana, sekira pukul 14.55, Minggu (27/1).

Seementara itu, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah menteri yang tengah mengikuti rapat kabinet terbatas tentang ketahanan pangan, menyempatkan mengadakan jumpa pers selama 3 menit dan 28 detik di Kantor Presiden, Jakarta, Minggu (27/1). Presiden menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya mantan Presiden RI Kedua Haji Muhammad Soeharto.

"Hari ini, kita semua berduka dengan wafatnya Bapak Haji Muhammad Soeharto, Presiden RI kedua karena sakit," kata Presiden SBY. Presiden atas nama negara, rakyat, pemerintah dan pribadi mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas wafatnya Soeharto.

Presiden mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk mendoakan almarhum agar diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT sesuai pengabdian, jasa, amal baiknya, baik kepada masyarakat, bangsa, negara, dan dalam kehidupan umat manusia.

Presiden juga mengajak rakyat mendoakan agar keluarga Pak Harto yang ditinggalkan tabah dan tawakal menghadapi cobaan yang maha besar. "Terus lihat ke depan untuk menyongsong hari esok yang lebih baik," ujarnya.

“Penghormatan setinggi-tingginya layak diberikan kepada Pak Harto sebagai satu dari putra terbaik bangsa yang amat besar jasanya kepada bangsa dan Negara,” ujar Presiden. Jumpa per situ diakhiri oleh Presiden dengan mengajak semua peserta jumpa pers yang beragama Islam mengucapkan Alfatihah.

Astana Giribangun
Menurut informasi yang diperoleh Tokoh Indonesia dari keluarga di Cendana, direncanakan jenazah mantan Presiden Soeharto akan diberangkatkan dari rumah duka di Jalan Cendana, Senin (28/1), pukul 09.00 WIB menuju Bandara Halim Perdanakusumah. Selanjutnya, jenazah akan diterbangkan dari Bandara Halim Perdanakusumah ke Solo pukul 10.00 WIB. Untuk kemudian dimakamkan di Astana Giribangun, Solo, Senin (28/1).

Prosesi pemberangkatan jenazah akan dilakukan dengan penghormatan khusus sebagai mantan pejabat negara. namun, belum dipastikan di mana prosesi penghormatan akan dilakukan. Ketua DPR Agung Laksono akan memimpin upacara pelepasan dari Jalan Cendana No.8 Jakarta Pusat. Kemudian, menurut informasi dari Istana Wapres, Wapres Jusuf Kalla akan melepas jenasah diberangkatkan dengan pesawat dari Lanud Halim Perdana Kusuma menuju Solo.

Kemudian, Presiden SBY akan menerima jenazahnya di Solo, sekaligus memimpin upacara pemakaman di Astana Giribangun, Karanganyar, Senin (28/1). Pak Harto akan dimakamkan di sisi makam istrinya, Alm. Ibu Tien Soeharto. Berkaitan dengan itu, seluruh jadual kepresidenan hari ini dan esok dibatalkan. Termasuk membatalkan agenda Presiden ke Bali yang seharusnya menghadiri acara Konferensi tentang Korupsi se-Dunia.

Sebelumnya, Mingu Sore pukul 16.00 WIB, Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, lebih dulu melawat ke Cendana.

Sumber: TokohIndonesia.Com

Google News

Tempointeraktif

Syariat Islam

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 2.5 Malaysia License.